Perhatian
: Cerita Ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian
ataupun cerita, itu adalah tidak kebetulan semata, dan memang ada unsur
disengaja. :D
Namanya Safhira
Bel pulang sekolah telah lama berdering...
Kelas-kelas telah mulai kosong... banyak siswa telah pulang, tapi
tidak dengan aku...
“Kamu belum pulang Put.?” suara Anita yang menggugah aku dari lamunanku.
“masih nunggu Bu Risa, biasa surat panggilan orang tua” jawab seenak
ku.
“udah kelas tiga masih aja punya masalah sama sekolah...!!”
“yeee ngledek... apess aja tau”
“kalau gitu dulan ya..”
“iyaa hati-hati Nit”
Dalam batin ku Anita memang gadis yang cantik , manis, dan
diidamkan oleh banyak semua cowok yang ada di sekolah ini. Tapi ini bukan
cerita tentang dia
Lorong kelas terlihat sepi hanya ada dua, tiga anak yang berjalan
untuk pulang. Jam sudah menunjukan pukul 15.30, perut Mulai keroncongan dan
guru yang aku tunggu belum juga keluar dari ruang kepala sekolah.
“lama banget ni guru." Gumaku dalam hati.
“menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan” , aku lihat
lagi kearah Ruang kepala sekolah, akhirnya Bu Risa keluar dan menghampiriku.
“kasihkan ke orang tua kamu, awas kalau sampai besok orang tuamu
nggak datang ke sekolah. Ibu hukum kamu keliling lapangan 100 kali. Makanya
jadi murid jangan suka bolos put. Pakek acara ketahuan kepala sekolah segala.
Aku sebagai wali kelasmu, kan merasa
malu sama guru-guru yang lain” omelan Bu Risa.
“iya Bu, saya gak akan bolos lagi, janji.” Jawabku dengan nada agak
melas.
“ya sudah, pulang sana, hati-hati dijalan.”
Sial aku memang hari ini, niatan mau bolos sekolah main PS di
tempat biasa. Ech.. malah dalam perjalanan ketemu sama kepala sekolah. Jangan
salah kan aku, salahkan kepala sekolah kenapa lewat jalan yang sama dengan aku. Apes, biarlah pulang lupakan.
Hari ini langit sangat cerah, awan-awan putih masih menggantung di atas
langit yang biru. Suasana seperti ini hanya akan buat aku mengantuk ditambah
perut yang mulai menginginkan sesuap nasi, dengan angin yang semilir dan
jalanan sepi lengkap sudah. Sembari
menunggu angkot yang datang aku mulai memejamkan mata dan bersandar pada sandaran kursi tempat aku duduk menunggu
angkot.
5 menit berlalu tapi angkot tidak datang-datang, aku mulai membuaka mata, samar-samar dari
kejauhan aku melihat seorang cewek jalan menuju ke tempatku. Aku kira-kira itu
adalah seragam anak-anak SMK. Semakin
dekat dan ia mulai duduk di 4 baris setelah orang disampingku, aku yakin itu
seragam anak-anak SMK 1. Tidak lama kemudian akhirnya angkot jurusan rumahku
datang. 6 orang masuk termasuk aku dan cewek tadi, dan angkot pun bergerak
melaju.
“kenapa posisinya kayak gini.” Gumaku lirih
Kenapa cewek SMK itu duduk berhadapan pas di depanku. Dengan rambut
sebahu agak panjang dikit, mata bulat
hitam dan senyum manis karena malu atau apa. Siapa yang tidak leleh hati cowok
kalau ketemu cewek kayak gini. Dengan
posisi seperti ini aku bisa leluasa memandangi dia. Tuhan memiliki rencana,
fikirku mulai.
Aku cuek terhadap penumpang yang lain, aku hanya fokus dengan dia.
Benar-benar tuhan mulai merencanakan sesuatu. Setelah lama memandangi dia ternyata namanya adalah Safhira. Dan itu tidak
sulit bagiku buat mencari tau, karena namanya tercetak di kemeja bajunya,
“Safhira M. Cahyani”.
“simpang tiga depan, kiri pak..!!” suranya membuyarkan fikiranku tentangnya
Dia mulai mengeluarkan dompet dari dalam tasnya. Entah apa yang ia
fikirkan, dia tak sengaja menjatuhkan uang yang ia ambil dari dompetnya. Aku
secara reflek mengambil uang tersebut, dan dia tanpa melihatku juga mengambil
uangnya.
“aduhh...” bersamaan. Kepala kami berbenturan, tapi aku lebih dulu
mengambil uangnya.
Beberapa detik kami saling bertatap mata, sebelum aku memberikan
uang yang jatuh kepadanya.
“terimah kasih” jawab dia sambil tersenyum...
Ohhh
my god itu adalah senyum termanis yang pernah aku lihat dari seorang cewek
dalam hidupku. Waktu seakan beku dalam
beberapa detik menghanyutkan aku dalam moment manis ini. Tapi situasi tak
menguntungkan, dia berlalu pergi setelah membayar angkot dan aku tak sempat untuk berkenalan
Dalam
perjalanan pulang aku hanya dapat tersenyum – senyum sendiri, besok harus
kenalan rencanaku dalam benak.
Kesokan
hari setelah menjadi anak yang baik, dimaraih oleh mama sama kepala sekolah aku
masih memikirkan tentang Safhira, apakah nanti bisa ketemu lagi. seakan acuh
tentang hukuman potongan uang saku mingguan, aku tidak mempedulikannya dalam hatiku
kini di penuhi tentang safhira...
Pagi
berlalu menjadi sore setelah aktifitas sekolah yang membosankan akhirnya aku
pulang juga. Aku menunggu dia di tempat angkot kemarin, namun lama aku menunggu
tapi dia tidak muncul juga.
“Kemana
perginya” hatiku resah...
dengan terpaksa aku menaiki angkot meski dia belum datang. Terbesit
dalam fikiran bagaimana jika aku menunggu di tempat simpang tiga tempat dia
turun kemarin, mungkin aku bisa ketemu dia lagi...
Tanpa
berpikir panjang aku mengiyakan fikiranku. 5
menit menungu di simpang tiga dia tidak kunjung datang juga. 15 menit berlalu aku hampir menyerah..., namun tiba-tiba dari arah barat lewat
sepeda motor Honda Revo, cowok cewek
berboncengan, dan aku merasa kenal dengan cewek yang sedang ia di bonceng.
“Safhira”..
guma ku
Mereka
berhenti 50 meter dari simpang tiga.. di depan rumah warna hijau .. dan safhira
turun dari motor tersebut... dia terlihat bahagia sekali dengan cowok
tersebut...
“Apa
hubungan mereka?” mulai fikirku
Aku mencoba
mendekati mereka, mencoba mendengarkan apa yang mereka bicarakan.
“makasi
ya yank, besok jemput aku lagi” suara safhira dengan nada manja
“iyaa
janji g akan telat kyk kemarin lagi” jawab sang cowok
Seketika
aku memutar kembali arah jalanku dan merubah niatan ku..
Dalam
hati aku hanya berbisik
“besok
bolos, main PS”
To
be continued...
karya : Huget D Okomtaidiw
Please Coment di kolom komentar!!!!
No comments:
Post a Comment