Sunday, 3 April 2016

Putra Story Chapter 1

Perhatian : Cerita Ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun cerita, itu adalah tidak kebetulan semata, dan memang ada unsur disengaja. :D



Namanya Safhira


Bel pulang sekolah telah lama berdering...
Kelas-kelas telah mulai kosong... banyak siswa telah pulang, tapi tidak dengan aku...
“Kamu belum pulang Put.?” suara Anita yang  menggugah aku dari lamunanku.
“masih nunggu Bu Risa, biasa surat panggilan orang tua” jawab seenak ku. 
“udah kelas tiga masih aja punya masalah sama sekolah...!!”
“yeee ngledek... apess aja tau”
“kalau gitu dulan ya..”
“iyaa hati-hati Nit”

Dalam batin ku Anita memang gadis yang cantik , manis, dan diidamkan oleh banyak semua cowok yang ada di sekolah ini. Tapi ini bukan cerita tentang dia
Lorong kelas terlihat sepi hanya ada dua, tiga anak yang berjalan untuk pulang. Jam sudah menunjukan pukul 15.30, perut Mulai keroncongan dan guru yang aku tunggu belum juga keluar dari ruang kepala sekolah.

“lama banget ni guru." Gumaku dalam hati.
“menunggu adalah pekerjaan yang paling membosankan” , aku lihat lagi kearah Ruang kepala sekolah, akhirnya Bu Risa keluar dan menghampiriku.
“kasihkan ke orang tua kamu, awas kalau sampai besok orang tuamu nggak datang ke sekolah. Ibu hukum kamu keliling lapangan 100 kali. Makanya jadi murid jangan suka bolos put. Pakek acara ketahuan kepala sekolah segala. Aku sebagai  wali kelasmu, kan merasa malu sama guru-guru yang lain” omelan Bu Risa.
“iya Bu, saya gak akan bolos lagi, janji.” Jawabku dengan nada agak melas.
“ya sudah, pulang sana, hati-hati dijalan.”

Sial aku memang hari ini, niatan mau bolos sekolah main PS di tempat biasa. Ech.. malah dalam perjalanan ketemu sama kepala sekolah. Jangan salah kan aku, salahkan kepala sekolah kenapa lewat jalan yang sama dengan aku.  Apes, biarlah pulang lupakan.
Hari ini langit sangat cerah,  awan-awan putih masih menggantung di atas langit yang biru. Suasana seperti ini hanya akan buat aku mengantuk ditambah perut yang mulai menginginkan sesuap nasi, dengan angin yang semilir dan jalanan sepi lengkap sudah.  Sembari menunggu angkot yang datang aku mulai memejamkan mata dan bersandar  pada sandaran kursi tempat aku duduk menunggu angkot.

5 menit berlalu tapi angkot tidak datang-datang,  aku mulai membuaka mata, samar-samar dari kejauhan aku melihat seorang cewek jalan menuju ke tempatku. Aku kira-kira itu adalah  seragam anak-anak SMK. Semakin dekat dan ia mulai duduk di 4 baris setelah orang disampingku, aku yakin itu seragam anak-anak SMK 1. Tidak lama kemudian akhirnya angkot jurusan rumahku datang. 6 orang masuk termasuk aku dan cewek tadi, dan angkot pun bergerak melaju.

“kenapa posisinya kayak gini.” Gumaku lirih

Kenapa cewek SMK itu duduk berhadapan pas di depanku. Dengan rambut sebahu agak panjang dikit,  mata bulat hitam dan senyum manis karena malu atau apa. Siapa yang tidak leleh hati cowok kalau ketemu cewek kayak gini.  Dengan posisi seperti ini aku bisa leluasa memandangi dia. Tuhan memiliki rencana, fikirku mulai.

Aku cuek terhadap penumpang yang lain, aku hanya fokus dengan dia. Benar-benar tuhan mulai merencanakan sesuatu. Setelah lama memandangi dia  ternyata namanya adalah Safhira. Dan itu tidak sulit bagiku buat mencari tau, karena namanya tercetak di kemeja bajunya, “Safhira M. Cahyani”.

“simpang tiga depan, kiri pak..!!” suranya membuyarkan fikiranku tentangnya

Dia mulai mengeluarkan dompet dari dalam tasnya. Entah apa yang ia fikirkan, dia tak sengaja menjatuhkan uang yang ia ambil dari dompetnya. Aku secara reflek mengambil uang tersebut, dan dia tanpa melihatku juga mengambil uangnya.

“aduhh...” bersamaan. Kepala kami berbenturan, tapi aku lebih dulu mengambil uangnya.
Beberapa detik kami saling bertatap mata, sebelum aku memberikan uang yang jatuh kepadanya.

“terimah kasih” jawab dia sambil tersenyum...

Ohhh my god itu adalah senyum termanis yang pernah aku lihat dari seorang cewek dalam hidupku.  Waktu seakan beku dalam beberapa detik menghanyutkan aku dalam moment manis ini. Tapi situasi tak menguntungkan, dia berlalu pergi setelah membayar  angkot dan aku tak sempat untuk berkenalan
Dalam perjalanan pulang aku hanya dapat tersenyum – senyum sendiri, besok harus kenalan rencanaku dalam benak.

Kesokan hari setelah menjadi anak yang baik, dimaraih oleh mama sama kepala sekolah aku masih memikirkan tentang Safhira, apakah nanti bisa ketemu lagi. seakan acuh tentang hukuman potongan uang saku mingguan, aku tidak mempedulikannya dalam hatiku kini di penuhi tentang safhira...

Pagi berlalu menjadi sore setelah aktifitas sekolah yang membosankan akhirnya aku pulang juga. Aku menunggu dia di tempat angkot kemarin, namun lama aku menunggu tapi dia tidak muncul juga.

“Kemana perginya” hatiku resah...


dengan terpaksa aku menaiki angkot meski dia belum datang. Terbesit dalam fikiran bagaimana jika aku menunggu di tempat simpang tiga tempat dia turun kemarin, mungkin aku bisa ketemu dia lagi...

Tanpa berpikir panjang aku mengiyakan fikiranku. 5 menit menungu di simpang tiga dia tidak kunjung datang juga. 15 menit berlalu aku hampir menyerah..., namun tiba-tiba dari arah barat lewat sepeda motor  Honda Revo, cowok cewek berboncengan, dan aku merasa kenal dengan cewek yang sedang ia di bonceng.


“Safhira”.. guma ku

Mereka berhenti 50 meter dari simpang tiga.. di depan rumah warna hijau .. dan safhira turun dari motor tersebut... dia terlihat bahagia sekali dengan cowok tersebut...

“Apa hubungan mereka?” mulai fikirku

Aku mencoba mendekati mereka, mencoba mendengarkan apa yang mereka bicarakan.

“makasi ya yank, besok jemput aku lagi” suara safhira dengan nada manja
“iyaa janji g akan telat kyk kemarin lagi” jawab sang cowok

Seketika aku memutar kembali arah jalanku dan merubah niatan ku..
Dalam hati aku hanya berbisik

“besok bolos, main PS”

                                                                                                            To be continued...


karya : Huget D Okomtaidiw
Please Coment di kolom komentar!!!!

No comments:

Post a Comment